Selasa, 03 Desember 2013


Teknik Menerapkan Penilaian Otentik


Pejabat Kemendikbud menyatakan bahwa satu sekolah belum masuk dalam kategori  melaksanakan kurikulum 2013 jika guru-gurunya belum melaksanakan penilaian otentik.  Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian merupakan cara menghimpun informasi tentang yang bisa peserta didik lakukan dalam  mengikuti proses pembelajaran.
Penilaian otentik mensyaratkan penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata yang dapat siswa lakukan yang terintegrasi secara  holistik yang meliputi  (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Penilaian otentik menmpatkan guru pada kondisi melaksanakan lebih dari satu pekerjaan yang dilakukan secara simultan atau berbarengan antara proses mengajar dan menilai. Bersamaan dengan memfasilitasi siswa belajar sambil menilai. Mencermati aktivitas seperti ini sebagian guru memandang terlalu repot dan dapat mengurangi konsentrasi dalam menyelenggarakan pembelajaran. Karena itu dalam beberapa kesempatan berdiskusi dengan guru, muncul masalah seperti di bawah ini.
Bagaiman Teknik Melaksanakan Penilaian Otentik?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita lihat dulu daya respon manusia dalam  aktivitas sehari-hari. Contoh sopir, dalam melaksanakan perannya ia mengurus beberapa aktivias yang dikerjakan pada waktu yang bersamaan. Ia harus mengendalikan stir mobil, mengatur tekanan rem, menginjak pedal kopling, berkonsentrasi ke depan, dan terkadang pada kecepatan tertentu harus sambil mengontrok ke belakang. Aktivitas itu dapat ia lakukan apabila telah terlatih dan terbiasa. Daya akurasinya meningkat karena pengalaman mengulang-ngulang.
Jika pada saat ini guru memandang bahwa mengajar sambil menilai itu repot. Sama seperti seornag pengendara speda motor yang baru belajar, bisa menjalankan speda motor supaya tegak, namun ia belum bisa mengatur aktivitas mengatur rem dengan memindahkan gigi karena belum biasa. Oleh karena itu,  kunci keberhasilan menilai otentik adalah harus terlatih melalui pengulangan.
Dalam melaksanakan tugas menilai otentik banyak komponen yang harus dikontrol secara bersamaaan yaitu aktivitas siswa dalam penguasaan pengetahuan, perkembangan sikap,dan keterampilan yang dapat ditunjukkannya. Guru memperhatikan ketiganya  sama seperti memperhatikan kepadatan jalan, mengontrol kecepatan kendaraan, dan memperhatikan rambu-rambu lalulintas. Masing-masing berjalan harmonis. Perhatikan Perangkat dan Dokumen Penilaian Hasil Belajar (140).
Mengingat banyaknya komponen yang perlu guru perhatikan dalam proses pembelajaran, berikut kami sajikan beberapa teknik untuk mempermudah melaksanakan tugas menilai sebagai berikut:
  1. Siapkan format penilaian dalam excel agar perhitungan hasil penilaian dilakukan secara otomatis.
  2. Jika keterampilan menggakan excel  belum dikuasai, tidak masalah yang penting guru selalu memegang lembar penilaian pada saat mengajar dan sebelum mengajar dimulai telah menentukan komponen kompetensi yang akan dinilai.
  3. Jika menggunakan komputer ada baiknya data dan nilai yang diperkirakan dapat diraih oleh siswa pada umumnya telah diisikan ke dalam daftar nilai, jadi dalam proses  mengajar guru hanya perlu memperhatikan siswa yang unggul sehigga perlu dinaikan nilainya, dan menurunkan  nilai siswa yang  belum memenuhi harapan.
  4. Gunakan satu lembar penilaian setiap kali pertemuan untuk satu kompetensi dasar yang dapat digunakan dalam beberapa kali pertemuan.
  5. Jika cara ini dipandang terlalu merepotkan, maka ambilah satu kopetensi pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap tatap muka. Jika guru tidak terbebani dengan  tugas menilai, maka kompetensi yang dinilai dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.
  6. Jika guru perlu menilai beberap kompetensi pada tiap pertemuan, maka dapat diatur siswa yang dinilai dibatasi, yang penting semua komponen yang seharusnya dinilai selesai ditangani pada beberap pertemuan.
  7. Gunakan waktu jeda saat mengajar untuk memperhatikan aktivitas siswa dan menilainya.
Dengan teknik memegang buku nilai atau lembar penilaian yang disertai dengan mengapresiasi secara terbuka setiap prilaku siswa yang guru harapkan, ternyata dapat mendorong siswa sangat aktif. Dengan menyadari bahwa setiap prilakunya yang baik dinilai terbukti dapat mendorong siswa jauh lebih aktif dan guru perlu mengatur lalulintas aktivitas siswa dengan cermat, karena terlalu sibut melayani komunikasi dengan siswa yang aktif ternyata sangat melelahkan juga.
Perangkat dan Dokumen Penilaian Hasil Belajar (140). Download disini

Di sinilah berlaku kaidah. Mengajar adalah seni.
Salam

Tidak ada komentar: